Akuisisi
sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu acquisitio dari kata kerja acquirere.
Sedangkan Akuisisi dalam bahasa Inggris yaitu acquisition yang berarti pengambil
alihan.
Jadi
akuisisi adalah pengambil-alihan (take over) sebuah perusahaan dengan membeli
saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada (Brealey,
Myers, & Marcus, 1999,p. 598).
Akuisisi
dimaksudkan agar perusahaan yang di akuisisi dapat dimaksimalkan sumber dayanya
untuk kepentingan perusahaan utama dan kepentingan perusahaan yang di akuisisi
tersebut. Perusahaan yang di akuisisi akan melaksanakan semua kegiatannya
secara normal namun kemudian pertanggung jawabannya tidak lagi pada perusahaan
itu sendiri, namun kepada perusahaan pengakuisisi yang bertindak sebagai induk
perusahaan.
Jenis-Jenis
Akuisisi
Dalam
praktek akuisisi banyak dikenal dalam beberapa jenis, antara lain seperti :
1. Akuisisi
Horizontal
Akuisisi
perusahaan dimana perusahaan yang di akuisisi adalah para pesaingnya, baik
pesaing yang mempunyai produk yang sama, atau yang memiliki teritorial
pemasaran yang sama, dengan tujuan untuk memperbesar pangsa pasar atau membunuh
pesaing.
2. Akuisisi
Vertikal
Akuisisi
oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lain yang masih dalam satu mata
rantai produksi, yakni suatu perusahaan dalam arus pergerakan produksi dari
hulu ke hilir
3. Akuisisi
Konglomerat
Akuisisi
terhadap perusahaan yang tidak terkait baik secara horizontal maupun vertical
4. Akuisisi
Eksternal
Akuisisi
yang terjadi antara dua atau lebih perusahaan, masing-masing dalam grup yang
berbeda, atau tidak dalam grup yang sama.
5. Akuisisi
Internal
Kebalikan
dari akuisisi eksternal, dalam akuisisi internal perusahaan-perusahaan yang
melakukan akuisisi masih dalam satu grup usaha.
6. Akuisisi
Saham
Akuisisi
perusahaan dimana yang diakuisisi atau dibeli adalah sahamnya perusahaan
target, baik dengan uang tunai, maupun dibayar dengan sahamnya pengakuisisi
atau perusahaan lainnya. Untuk dapat disebut transaksi akuisisi, maka saham
yang dibeli tersebut haruslah paling sedikit 51% (simple majority), atau paling
tidak setelah akuisisi tersebut, pihak pengakuisisi memegang saham paling tidak
51%.sebab jika kurang dari presentase tersebut, perusahaan target tidak bisa di
kontrol, karenanya yang terjadi hanya jual beli saham biasa saja.
7. Akuisisi
Aset
Pegakuisisian
terhadap aset perusahaan target dengan atau tanpa ikut mengasumsi atau
mengambil alih seluruh kewajiban perusahaan target terhadap pihak ketiga.
8. Akuisisi
Kombinasi
Kombinasi
antara akuisisi saham dengan akuisisi aset.
9. Akuisisi
Bertahap
Akuisisi
yang tidak dilaksanakan sekaligus, misalnya dengan pembelian convertible bonds
oleh perusahaan pengakuisisi, maka tahap pertama perusahaan pengakuisisi
mendrop dana ke perusahaan target lewat pembelian bonds yang kemudian ditukar
dengan equity, jika kinerja perusahaan target semakin baik, hak opsi ada pada
pemilik convertible bonds, yang adalah Perusahaan pengakuisisi.
10. Akuisisi
Strategis
Akuisisi
perusahaan yang dilakukan dengan latar belakang untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan, sebab dengan akuisisi diharapkan dapat meningkatkan
sinergi usaha, mengurangi resiko, memperluas pangsa pasar, meningkatkan
efisiensi dsb.
11. Akuisisi
Finansial
Akuisisi
yang dilakukan untuk meningkatkan keuntungan finansial semata-mata dalam waktu
sesingkat-singkatnya bersifat spekulatif, dengan keuntungan yang diharapkan
lewat pembelian saham/aset yang murah tetapi dengan income perusahaan target
yang tinggi.
Contoh
Kasus Akuisisi
1)
Aqua yang diakuisisi oleh Danone. Contoh pertama dari kasus akuisisi adalah
Aqua yang merupakan produsen air minum dalam kemasan terbesar di Indonesia.
Dimana merek Aqua sudah identik dengan air minum. Dimana ketika seseorang
hendak menyebut air minum. Mereka lebih cenderung mengatakan Aqua meskipun
sebenarnya mereknya berbeda.
Aqua
adalah sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang diproduksi oleh Aqua
Golden Mississipi di Indonesia sejak tahun 1973. Selain di Indonesia, Aqua juga
dijual di Singapura. Aqua adalah merek AMDK dengan penjualan terbesar di
Indonesia dan merupakan salah satu merek AMDK yang paling terkenal di
Indonesia, sehingga telah menjadi seperti merek generik untuk AMDK. Di
Indonesia, terdapat 14 pabrik yang memproduksi Aqua. Pada tahun 1998, karena
ketatnya persaingan dan munculnya pesaing-pesaing baru, Lisa Tirto sebagai
pemilik Aqua Golden Mississipi sepeninggal ayahnya Tirto Utomo, menjual
sahamnya kepada Danone pada 4 September 1998. Akuisisi tersebut dianggap tepat
setelah beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat menyelamatkan Aqua dari
ancaman pesaing baru. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk
dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang
terbesar di Indonesia. Pada tahun 2000, bertepatan dengan pergantian milenium,
Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua. Pasca Akuisisi DANONE
meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40 % menjadi 74 %,
sehingga Danone kemudian menjadi pemegang saham mayoritas Aqua Group.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar